Selasa, 31 Mei 2011

Semua Masalah Terpecahkan dengan Tahajjud

Qiyamullail, bangun malam atau tahajjud, adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum umat Muhammad saw. Bagi Rasul dan para sahabat kurun awal, qiyamullail merupakan amal wajib yang mesti ditunaikan. Di saat fajar dakwah Islam mulai menyingsing, qiyamullail adalah penyejuk dan penyegar jiwa orang Islam yang pada masa itu terus menerus dihempas oleh gelombang penderitaan dan penindasan. Kala itu qiyamullail menjadi wahana tempat mukmin berlabuh yang wajib bagi mereka arungi, untuk menambatkan segenap kepedihan yang menghimpit mereka.

Ubay bin Ka’ab meriwayatkan ketika 2/3 malam berlalu, Nabi SAW bangun dan berkata “Wahai umatku, ingatlah Allah, ingatlah Allah. Tiupan pertama pasti datang dan yang kedua akan mengikutinya. Kematian akan datang dengan segala akibatnya. Kematian akan datang dengan segala akibatnya“ (HR. Turmuzi). Hadis ini mengingatkan agar kaum muslimin tidak banyak tidur. Salat tahajjud memang merupakan anugerah yang amat berharga. Disamping menyenangkan Allah, salat ini juga menjamin keselamatan dari malapetaka dan menjadikan kita tenang dan jernih.

Saat gelisah, salat tahajjud bisa mempercepat datangnya rahmat Allah. Ketika rahmat Allah menyelamatkan kita, kegelisahan akan hilang tanpa bekas. Hudzaifah berkata, “Setiap kali Nabi SAW mengalami kesulitan, beliau melakukan salat“ (HR.Ahmad dan Abu Daud). Ibnu Hajar menjelaskan dalam salat malam terkandung satu rahasia yang bisa memperbaiki jiwa meskipun yang mengerjakannya tak meminta sesuatu. Hal ini merupakan isyarat dari firman Tuhan dalam Al Muzammil 6. Ibnu Hajar menyebutkan pula, terdapat keterangan bahwa salat malam bisa menolak azab (Fathul Bari 3).

Ibnu Mas’ud menyebutkan, dalam kitab Taurat tertulis, sesungguhnya Allah SWT telah memberikan kepada orang-orang yang lambungnya jauh dari pembaringan (untuk salat malam), apa yang tak pernah disaksikan oleh mata, didengar oleh telinga, dan tak pula terbetik dalam hati, serta tak diketahui oleh malaikat yang dekat (dengan Allah) dan tidak pula Nabi yang diutus “ (HR.Hakim)

Kedekatan dengan Allah pada malam hari membuat para sahabat rindu akan datangnya malam, karena ibadah pada waktu itu terasa sangat nikmat. Sebagian dari kaum arif mengatakan, “Di didunia ini tidak ada sesuatu yang menyerupai kenikmatan surga kecuali yang didapatkan oleh ahli zikir di dalam hati mereka di malam hari, yaitu manisnya bermunajat kepada Allah.” ”Jika anda ingin merasakan kelezatan yang ada di dunia ini, yaitu menghadap kepada Allah, maka anda harus melakukan salat malam“ (Buku Melamar Bidadari dengan Salat malam oleh ‘Amru Khalid).

Sejarah mencatat, kebangkitan umat Islam tidak saja diperjuangkan dengan keringat dan darah, tetapi juga dengan linangan air mata, tahajjud. Inilah yang Allah janjikan dalam Al Quran surah Al Israk 79. Dalam surah ini betapa Allah SWT telah memberikan kedudukan yang teristimewa bagi yang melaksanakan salat tahajjud, karena tahajjud adalah salah satu salat sunnah yang sangat dianjurkan. Muhammad bin Shalil Ash-Sha’ari berkata, “Keagungan yang akan didapatkan oleh orang yang bangun malam adalah bahwa Allah dan malaikat akan membanggakannya.“ Jibril AS, penghulu malaikat menyampaikan kepada Rasulullah SAW, “Ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin adalah karena dia melakukan qiyamullail, sedangkan kehormatannya karena ia tidak membutuhkan (menggantungkan) pada orang lain.“

Berdasar pengalaman, diantara kenikmatan yang diberikan Allah kepada ahli tahajjud langsung didunia ini antara lain berupa kelapangan dada, ketenangan jiwa dan kebahagiaan sejati sepanjang hari yang ia bangun di malamnya, untuk bermunajat (Qiyamullail). Qiyamullail merupakan suatu bentuk pendekatan seorang hamba kepada Rabbnya di waktu malam sunyi, pendekatan ini dimaksudkan agar seorang hamba dapat mengadukan tentang permasalahan hidupnya kepada Allah yang Maha mengetahui segala permasalahan seluruh makhluknya. Itulah mengapa Allah sangat menekankan seorang hamba untuk melakukan qiyamullail, dimana Allah akan meninggikan maqam (kedudukan) seorang hamba karena takarrub dan rasa takutnya kepada Rabbnya.

Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat ikhsan / kebaikan“ (Al Ankabut 69). Terkait ayat ini, Imam Sirry Siqthy menuturkan “Berbagai keuntungan dan manfaat akan datang di kegelapan malam.“ Tidak sedikit seseorang yang buntu pikirannya untuk memecahkan suatu masalah kemudian ia bermunajat kepada Allah SWT., ditengah malam, sehingga Allah memberinya futuh dan membukakan untuknya masalah itu.

Ada orang yang bertanya kepada ulama besar Al Hassan Al Basri, “Kenapa orang yang rajin salat malam wajahnya selalau cerah berseri?“ Beliau menjawab, “Sebab ia selalu berdialog dengan Allah. Karena itu jangan heran bila kemudiaan Allah memancarkan sebagian dari cahaya-Nya kepada mereka.“ Rasulullah saw bahkan bersabda, “Salat malam adalah cahaya bagi orang mukmin di hari kiamat.

Ia akan berjalan dihadapan dan dibelakang cahaya tersebut “ (HR.Yazid Ar – Raqasyi). Shalahuddin Al Ayyubi, orang yang membebaskan Masjid al Aqsa dari kaum Musyrikin, merupakan hamba Allah yang sangat tekun menunaikan salat tahajjud disepertiga malam hingga matanya berlinang air mata. Wallahualam. **

sumber: okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar