Rabu, 25 Mei 2011

Mantan Mendiknas: Pendidikan Belum Akrab dengan Dunia Kerja

Metrotvnews.com, Semarang: Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wardiman Djojonegoro menilai pola penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sampai saat ini belum akrab dengan dunia kerja. Pendidikan harus link and match dengan dunia kerja, agar lulusannya bisa mudah terserap lapangan kerja. Itu yang belum bisa dilakukan dengan optimal sampai saat ini," katanya, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (25/5).

Wardiman berada di Semarang, menghadiri seminar "Aktualisasi Fungsi Arsip Sebagai Simpul Integrasi Nasional Dalam Pembangunan Karakter Bangsa". Ia mengakui banyak permasalahan pendidikan yang belum bisa terselesaikan hingga sekarang.

Menurut dia, untuk membuat dunia pendidikan dan dunia kerja selaras, mutu pendidikan di sekolah-sekolah harus terus ditingkatkan karena kalangan perusahaan membutuhkan lulusan berkualitas bagus. Ia mencontohkan kemampuan berbahasa Inggris yang secara standar seharusnya sudah dikuasai lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat, namun kenyataannya sedikit yang memiliki kemampuan itu.

"Saya hanya mencontohkan satu aspek, yakni penguasaan bahasa asing (Inggris) karena kemampuan bahasa Inggris diperlukan lulusan SMA dan sederajat agar mampu menembus pangsa kerja internasional," katanya.

Adanya rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) yang salah satunya memfokuskan penguasaan bahasa Inggris, ia mengatakan keberadaan RSBI-RSBI tak akan memberikan banyak pengaruh. "Jumlahnya (RSBI, red.) kan tidak banyak. Kalau mau maju ya jangan hanya mengandalkan RSBI, sekolah-sekolah biasa harus dipacu pula dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia," katanya.

Ia juga mengapresiasi kebijakan sekolah gratis yang sudah diberlakukan di sejumlah daerah di Indonesia. Namun, sayangnya belum seluruh daerah menerapkan langkah serupa, yakni program sekolah gratis. "Sekolah gratis ini sangat berperan dalam memeratakan akses pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia, mengingat akses pendidikan, baik SD, SMP, dan SMA belum dinikmati seluruh masyarakat," katanya.

Selain itu, Wardiman juga mengapresiasi kebijakan pemerintah terkait ujian nasional (UN) yang tidak lagi menjadikannya satu-satunya penentu kelulusan, namun tetap mengapresiasi nilai ujian sekolah. "Kalau UN-nya tetap sama, hanya saja tahun ini lebih diperlunak karena ada pembagian bobot 60:40 untuk UN dan ujian sekolah dalam penentuan kelulusan. Ini apresiasi terhadap peran sekolah," katanya.(Ant/BEY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar