Senin, 30 Mei 2011

Besar Kecil Normal * * Bagikan * 0 Pakai Joki, Sanksinya Tidak Lulus

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Panitia Pusat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Herry Suhardiyanto, menyatakan para siswa yang menggunakan jasa joki saat SNMPTN akan diberi sanksi tidak lulus ujian. "Tak hanya itu, kasusnya juga akan diteruskan ke polisi karena termasuk tindak kriminal," kata Herry, yang juga Rektor Institut Pertanian Bogor.


Herry mengingatkan agar siswa tak tergiur iming-iming diminta membayar untuk bisa diterima PTN tertentu. "Karena itu tidak ada. Percaya kepada diri sendiri saja," kata Herry di kantor Kementerian Pendidikan Nasional, Minggu 29 Mei 2011.


Menurut Herry, pada tahun ini jenis ujian dibedakan menjadi dua berdasarkan angkatan, yaitu 2009-2010 dan angkatan 2011. Pembedaan itu dilakukan untuk mencegah terjadinya penggunaan joki ujian.


Panitia juga telah menyiapkan berbagai antisipasi penggunaan joki. Salah satunya, pemilikan database peserta yang akan di-cross-check ulang saat ujian berlangsung dengan kartu yang dibawa peserta.


Saat ini naskah soal SNMPTN dan lembar jawaban ujian telah sampai di tiap panitia lokal di daerah. Pengiriman soal juga akan diawasi pihak kepolisian. SNMPTN jalur ujian tertulis 2011 digelar selama tiga hari ke depan mulai Senin, 30 Mei 2011. Ujian itu akan diikuti 540.928 peserta.


SNMPTN 2011 dilaksanakan melalui dua jalur. Pertama, jalur undangan berdasarkan penjaringan prestasi akademik. Kedua, jalur ujian tertulis dan/atau keterampilan. Untuk jalur undangan, 53.970 kursi telah disiapkan


Mulai 30-31 Mei, ujian tertulis berupa tes potensi akademik dan bidang studi dasar. Sedangkan 1 Juni, tes bidang ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial. Ujian keterampilan akan dilaksanakan pada 3-4 Juni. Hasil tes diumumkan pada 30 Juni.


Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Djoko Santoso menambahkan, jumlah daya tampung secara nasional sebanyak 110.149 kursi dari 60 PTN. "Pendaftarnya ada 540.928 peserta dari tiga kelompok IPA, IPS, dan IPC," ujarnya.


Dari Jember dilaporkan, panitia lokal SNMPTN di Universitas Jember mengerahkan 800 orang pengawas untuk antisipasi praktek perjokian. "Kami juga menyiapkan 50 pengawas cadangan, dibantu aparat kepolisian," kata juru bicara Universitas Jember, Rokhani.


Tahun ini, jumlah total peserta SNMPTN yang mengikuti ujian tulis di Universitas Jember mencapai 7.919 orang. Sebanyak 3.007 peserta kelompok ujian IPA, 2.503 peserta kelompok ujian IPS, dan 2.409 peserta kelompok ujian IPC. Ruang ujian menggunakan seluruh ruang kuliah, gedung SMPN 3 Jember, IKIP PGRI Jember, STIE Mandala, SMK Trunojoyo, dan SMA Pahlawan Jember.


Rokhani menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir di Jember belum pernah ada kasus siswa tertangkap basah melakukan kecurangan dan praktek perjokian, tapi pengawasan tetap akan diperketat.


Satu ruang ditempati 20 peserta, dengan dua pengawas. Sedikitnya dua polisi ditugaskan memantau satu blok tempat ujian. "Itu untuk mencegah terjadinya tindak kecurangan, yang mungkin dilakukan peserta ujian," kata Kepala Bagian Operasi Polres Jember, Komisaris Budiharto.


Di Purwokerto, SNMPTN diikuti dua orang tunanetra dan 16 peserta buta warna. Mereka akan dibantu dalam membacakan soal ujian karena tidak tersedianya lembar jawab dan naskah ujian khusus bagi mereka.


"Ada dua petugas ujian bagi seorang peserta tunanetra. Yang satu bertugas membacakan soal, yang satunya lagi mengisikan jawaban ke lembar jawaban," kata Ketua Panitia Lokal 41 Unsoed Purwokerto, Widi Satrijo Purbojo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar